Selalu untuk Indonesia
[JAKARTA] Selama gelaran Piala Thomas dan Uber di Istora Senayan, Jakarta 11-18 Mei, nama dan wajah Susy Susanti menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kesuksesan tim Uber Indonesia. Setelah mundur dari dunia bulutangkis, sekitar sepuluh tahun lalu, baru kali ini Susy mau terjun langsung. Hasilnya pun, tim Uber Indonesia yang dia bawa meraih posisi runner-up. Hasil yang luar biasa untuk ukuran "tim manajer pemula".
Menurut ibu tiga anak ini, ia hanya membagikan pengalaman kepada tim Indonesia. "Mereka sudah hebat. Saya hanya membagikan pengalaman. Keberhasilan ini terutama adalah kerja keras mereka," kata Susy, usai kekalahan Indonesia dari Tiongkok di partai final Piala Uber, Sabtu (17/5).
Selain itu, gaya kepelatihan Susy sangat membantu perkembangan kemampuan dan mental tim. "Kalau melatih, ia selalu memanggil kami "adik-adik". Meski cuma sebutan, namun kami merasa akrab sehingga tidak ragu bertanya. Demikian, kami bisa menimba banyak ilmu dan pengalaman," kata Firdasari.
Soal perkembangan atlet bulutangkis nasional, Susy hanya mengatakan kalau Indonesia punya banyak bibit atlet berbakat. "Sayang pembinaannya yang belum maksimal. Banyak anak berbakat yang tidak terpantau. Pencarian bakat menjadi hal penting untuk menjaga regenerasi olahraga, bulutangkis pada khususnya. Selain itu, dukungan pemerintah terhadap kemajuan bulutangkis harus ditingkatkan," ungkap Susy.
Menanggapi prestasi tim Uber saat ini, peraih Olimpiade Barcelona 1992 ini optimistis, putri-putri bulutangkis Indonesia mampu memberikan prestasi dalam waktu dekat. "Kalau bisa mempertahankan performa, disiplin latihan, dan menimba ilmu, saya yakin mereka akan segera berprestasi di tingkat internasional," ucap istri pebulutangkis Alan Budikusuma, yang juga meraih emas Olimpiade Barcelona 1992.
Kekalahan tim Uber Indonesia dari Tiongkok pada babak final, menurut Susy, bukanlah kegagalan. "Melihat kelas, Tiongkok jauh di atas Indonesia. Namun, anak-anak ini masih punya waktu untuk maju memperbaiki diri. Saya tetap bangga pada mereka, karena melawan tim dengan kelas yang jauh di atas kemampuan mereka, tim Uber Indonesia bisa tampil sangat luar biasa. Permainan mereka meningkat selama gelaran ini," puji Susy.
Mengenai Olimpiade Beijing, Agustus mendatang, Susy mengaku tidak tahu apakah masih akan menjabat sebagai manajer atau pelatih. "Yang jelas saya akan selalu membantu bulutangkis Indonesia dan membantu tidak selalu berarti saya masuk dalam struktur. Saya masih punya tugas mengurus tiga anak di rumah," ungkap Susy sambil tersenyum. Satu hal yang membuat tetap tenang, dia akan selalu "ada" untuk Indonesia. [ATW/W-11]